Selasa, 02 Februari 2010

SELAU MERASA DI AWASI ALLAH S W T

Pada zaman Khalifah Umayyah, konon hiduplah seorang pemuda tampan bernama Hamzah. Di kampungnya, Ia termasuk perjaka tua apabila dilihat dari umurnya, tampaknya Hamzah terlambat untuk menikah.
Sejak kecil ia dibesarkan dalam keluarga miskin, ayahnya telah meninggal dunia dan ia tinggal bersama ibunya yang sudah sangat tua. Untuk menghidupi keluarga, Hamzah bekerja sebagai penjual air, yang hasilnya hanya cukup untuk makan sehari saja, karena kemiskinan dan kesibukan itulah sehingga ia tidak sempat berpikir untuk menikah. Namun pada suatu hari Hamzah meminta restu kepada ibunya untuk mendoakan, “Ibu, doakanlah agar Allah Swt memberikan kelapangan rejeki sehingga aku bisa memilih isteri yang salihah”. Atas permintaan tersebut, ibunya senantiasa mendoakan siang dan malam, agar keadaan ekonomi Hamzah dapat berubah menjadi lebih baik, terlebih-lebih lagi harapan ibunya, yaitu melalui doa memohonkan kepada Allah Swt agar anaknya mendapat isteri yang salihah.

Seperti biasanya setiap hari, pagi itui Hamzah pergi ke sungai untuk mengambil air guna dijual, dan dipasok kepada langganannya. Namun tiba-tiba matanya yang jeli melihat sebuah apel terbawa hanyut dan terapung di permukaan sungai. Buah apel itu dipungutnya lalu dimakan, akan tetapi ia teringat bahwa buah itu bukan miliknya, kalaupun hanyut, pasti ada pemiliknya. Dan dalam hal buah itu barang temuan, maka tidak seharusnya ia langsung dimakan, namun harus terlebih dahulu diumumkan kepada orang banyak. Tetapi, karena sudah terlanjur buah itu dimakan sedikit, ia merasa sangat menyesal.
Oleh karenanya, ia kemudian menyusuri dan menyusuri tepian sungai itu, karena merasa yakin bahwa buah yang jatuh dan terhanyut yang telah dimakannya itu, berasal jatuhan dari pohon yang tidak jauh dari sungai. Setelah Hamzah berjalan sekian lama, akhirnya ia menjumpai kebun pohon apel yang dicarinya, bahkan pemiliknya pun kebetulan sedang berada disitu.
Karena ia merasa telah lancang memungut dan memakan buah apel itu, Hamzah kemudian meminta maaf kepada pemilik pohon apel itu. Pemilik kebun apel tentunya menjadi sangat terheran-heran. Selama hidupnya baru kali ini ia menjumpai pemuda yang sangat jujur. “Pasti pemuda ini taat beribadah, pikir pemilik kebun dalam hatinya.
Atas permintaan maaf Hamzah tersebut, Pemilik kebun apel lalu menjawab, “Kau sudah terlanjur memakannya meskipun hanya sedikit, namun aku mengikhlaskannya. Akan tetapi dengan syarat engkau harus memenuhi permintaanku. “Syarat apakah Tuan?” tanya Hamzah. “Aku mempunyai anak gadis. Keadaannya sangat menyedihkan karena kakinya lumpuh, matanya buta dan telinganya tuli. Sudilah engkau mengawininya!” kata Pemilik kebun.
Hamzah tidak segera menjawab, karena Ia merasa terjebak dan dimanfaatkan oleh Pemilik kebun itu. Betapa teganya, masa anak gadis yang tidak bisa berjalan, buta dan tuli lagi, ia disuruh mengawininya.
“Bagaimana, kau mau kan?” desak Pemilik kebun.” Untuk sementara ini aku belum bisa memutuskannya”, jawab Hamzah.
“Apabila engkau menolak, maka aku tidak merelakan buah yang telah kau makan. Berarti engkau telah memakan barang haram, dan Allah Swt tidak akan mengampuni kesalahanmu. Tetapi jika engkau mau memperisterikan anakku, semuanya akan kuikhlaskan”, kata Pemilik kebun.
Hamzah serba salah, karena dihadapkan kepada dilema yang sulit untuk dipilih. Namun setelah berpikir lama, akhirnya ia memutuskan dan mau mengawini anak gadis Pemilik kebun itu.
Pemuda tampan itu, kemudian dipertemukan dengan calon isterinya, dan Hamzah terheran-heran, karena gadis yang ada di depannya tidak buta dan tuli serta memiliki kecantikkan yang luar biasa, yang membuat Hamzah sangat terpesona.
“Dimanakah gadis yang Tuan maksudkan?”, tanya Hamzah menegaskan. “Gadis itu sekarang ada di depanmu!” jawab Pemilik kebun.
“Tuan bilang, gadis itu cacat, akan tetapi …..? Tanya Hamzah.
Akhirnya pemilik kebun menjelaskan, “Benar calon isterimu buta, karena ia tidak mau melihat yang diharamkan Allah, ia bisu, karena ia tidak mau berbicara tentang segala sesuatu yang dilarang Allah, ia tuli, karena telinganya tertutup untuk mendengarkan suara-suara yang maksiat, dan juga ia lumpuh karena enggan pergi ke tempat-tempat yang dilarang Allah!”, demikian kata pemilik kebun.
“Alhamdulillah. Ternyata Allah telah mengabulkan doaku dengan memberiku isteri yang salihah”, kata Hamzah dalam hatinya.
“Anak gadisku ini memang telah lama mendambakan pemuda yang saleh, dan baru kali ini aku menemukan dirimu yang kuanggap jujur dan saleh”, ungkap Pemilik kebun.
“Semua yang kukerjakan itu karena aku selalu merasa diawasi oleh Allah Swt, sehingga aku berusaha berbuat sebaik mungkin dan berusaha agar tidak melanggar hal-hal yang telah disyariatkan Allah”‘ ujuar Hamzah.
Wallahu’alam bi shawab, mudah-mudahan bermanfaat sebagai bahan renungan kita, bahwa Allah Swt Maha Tahu sekalipun yang terucap dalam hati kita, dan kelak amal perbuatan kita, yaitu pendengaran, penglihatan dan apa yang ada di dalam hati akan dimintakan pertanggung jawabannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al Isyraa (QS,17) ayat 36,
ولا تقف ما ليس لك به علم إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا
Terjemahannya antara lain, ” …. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Amin Ya Rabbal Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan comentar pada artikel kami sebelum anda meninggalkan situs kami
dengan masukkan nama/email anda ...trimaksih


Automatic Created Playlist by www.autoplaylist.com
Make Your Own Mp3 & Video Playlist at www.autoplaylist.com